Sabtu, 29 Maret 2014

Stroke, Sebuah Cobaan Allah Buat Mama Dan Kami Anak-Anaknya (Part.1)

Lubuklinggau, Jum'at siang tanggal 14 Februari 2014 mungkin  merupakan peristiwa kasih sayang bagi sebagian orang di muka bumi ini, tapi tidak bagi saya dan kakak beradik saya. Di hari itu, Ibunda kami yang sangat kami sayangi terkena serangan stroke yang kedua. Sebelumnya Mama pernah kena serangan stroke pertama ditahun 2008. Sempat tidak sadarkan diri semalam. Esoknya Alhamdulillah beliau sadar dan sembuh dengan cepat tanpa satu kekurangan pun. Mama bisa sembuh dengan cepat karena penanganan yang tepat dan cepat dari pihak Rumah Sakit DKT Kota Lubuklinggau. Kesehatan Mama sempat bermasalah selama kurun waktu 3 tahun setelah serangan pertama. Tercatat sudah beberapa kali beliau keluar-masuk Rumah Sakit. Mulai dari penyakit batu empedu yang akhirnya juga berhasil sembuh, penyakit infeksi pernafasan yang sempat salah diagnosa sebagai penyakit TB Paru hingga penyakit maag kronis beliau. Semenjak tahun 2011 hingga 2013 kondisi mama sudah stabil dan beliau sudah bisa beraktivitas seperti biasanya, mengaji, berpuasa, dan aktivitas ibadah lainnya yang gak pernah beliau lewatkan seperti tahajud dan dhuha. Beliau memang Ibu yang solehah. Kami semua ingin seperti beliau, dan InsyaAllah ibadah kami suatu saat bisa seperti beliau. Hanya saja kami lupa, jika stroke bisa berulang 5 tahun setelah terkena yang pertama. Ya Allah..ini yang kami sesalkan. Kenapa kami tidak ingat dan mengantisipasinya.

Serangan stroke kedua beliau pada tanggal 14 Februari lalu terjadi ketika kami semua sedang akan menyantap makan siang. Adik saya, Ama melihat ada sesuatu pergerakan yang aneh pada Mama. beliau tidak dapat menyuapkan makanan yang ada di sendoknya dan seketika lemas. Untungnya oleh Adik saya dengan sigap menangkap tubuh Mama agar tidak jatuh dari kursi makan. Seketika kami panik, adik ipar bawa Mama ke kamar dan langsung dengan cepat kami keluarkan mobil menuju Rumah Sakit Siti Aisyah, rumah sakit yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mengingat Rumah sakit ini adalah Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pertamina sebagai Rumah Sakit bagi pensiunan dan karyawan di Pertamina pemasaran.
Setelah dibawa ke UGD, kondisi Mama stabil dan bicaranya mulai pelo atau kesulitan berbicara.

Setelah mendapat pertolongan pertama, Mama dipindah ke syal Kelas II karena kondisinya masih baik. Walau demikian, keadaannya juga semakin menurun. Beberapa kali Mama muntah-muntah di Rumah Sakit. Obat-obat dan infus tetap bekerja. Karena kamar Kelas II yang kondisinya memprihatinkan kami meminta agar Mama dipindah ke Paviliun yang lebih baik kondisinya. Alhamdulillah, beliau di pindahkan kesana. Untuk sementara waktu kami merasa tenang, walau kondisi Mama menjadi apatis (seperti tak mengenal kami), dan sedikit gelisah. Tapi pada tanggal 18 februari malam, 4 hari setelah serangan kedua, Mama mendapat serangan stroke yang ketiga. Beliau muntah-muntah lagi dan kehilangan kesadaran. Akhirnya, Mama dibawa ke ruangan ICU. Diruangan ICU kondisi mama Somnolent (sering tertidur), detak jantung cepat, tekanan darah naik-turun tidak stabil, dan demam tinggi sehingga dokter yang menangani kami, seorang dokter penyakit dalam yang berpengalaman di Kota Lubuklinggau menyatakan Mama berada dalam kondisi yang kritis.

4 hari setelah itu, dokter menyatakan masa kritis Mama sudah lewat tapi keadaan tubuh sangat lemah dan berat. Dokter menyarankan Mama dibawa ke Palembang setelah masa kritis lewat. Dengan harapan di Palembang Mama bisa dipertemukan dengan dokter neurolog (dokter spesialis syaraf) untuk proses penyembuhan selanjutnya. Di Lubuklinggau belum ada dokter spesialis syaraf. kebetulan keluarga besar kami sudah berkumpul pada saat itu, kami berembuk bagaimana baiknya bagi Mama. Setelah berembuk yang pertama, banyak anggota keluarga yang keberatan. Takut terjadi apa-apa selama di perjalanan menuju Palembang, karena bisa dibilang jarak Lubuklinggau-Palembang cukup jauh, sekitar 8-9 jam. Tapi 2 hari kemudian Papa memutuskan untuk membawa Mama ke Palembang dengan resiko apapun. Beliau memutuskan hal ini setelah mendapat petunjuk bahwa Ibunda kami harus dibawa ke Palembang. Karena Papa adalah suaminya, maka kami tak bisa menolak dan dihati kecil kami sebenarnya memang ingin membawa Mama ke Palembang tapi selalu terkendala keraguan. Dengan mengucap Bismillah akhirnya keputusan sudah final. Kami harus bawa Mama ke Palembang besoknya.

Kami memesan Ambulance kepada pihah Rumah Sakit Siti Aisyah, lengkap dengan peralatan penunjang selama di perjalanan, seperti tensimeter digital, alat pengukur temperatur digital, infus serta obat-obatan, tapi minus tabung oksigen. Biaya yang harus dikeluarkan saat itu sekitar Rp. 3.700.000, sudah termasuk biaya perawat dan uang jalan Ambulance tadi. Dengan mengucap Bismillah Ambulance akhirnya berangkat beserta kami dengan mobil pribadi mengiring di belakang tepat pukul 10 pagi. Diputuskan kami melewati rute Lahat yang jaraknya lebih jauh dari rute Sekayu karena kondisi jalan rute Lahat lebih mulus daripada rute Sekayu yang rusak parah. Itu semua untuk menimalisir goncangan selama di perjalanan. Sepanjang jalan saya berzikir "Allahumma Yassir Walatu'asyyir", Ya Allah permudahkanlah...Alhamdulillah kami sampai dengan selamat pada pukul 7 malam. 

Di teras Ruang Tunggu ICU RS Pertamina Plaju, Palembang. Dikejauhan tampak Paviliun Kenanga

Mama langsung dibawa ke UGD Rumah Sakit Pertamina Plaju dengan membawa surat rujukan dari Pertamina Pemasaran di Lubuklinggau. Tak lama di UGD, Mama ditempatkan di ICU. Selama di ICU, peraturan cukup ketat. pasien hanya boleh mengunjungi satu orang, dan harus masuk menggunakan Schort. Jika tidak menggunakan Schort kami bisa diusir keluar. Keluarga yang menunggu disediakan kamar kecil untuk menunggu pasien. Dengan demikian, ruang tunggu itu jadilah rumah kedua bagi kami. Sehari-hari kami tidur, ngobrol, makan dan aktivitas lainnya di ruang tunggu ini. Toilet yang luas bak kamar mandi terletak tidak jauh dari ruang tunggu. Kami mandi disitu. Alhamdulillah, ini Pertamina, semua bersih dan rapi sehingga kami merasa seperti sedang di rumah sendiri. Disitu juga tinggal beberapa keluarga pasien ICU lainnya, sehingga terjalin hubungan yang akrab dan persaudaraan antara kami dengan mereka. Kebanyakkan pasien di ICU adalah pensiunan yang sudah berusia lanjut. Macam-macam penyakit yang mereka derita dari Asma, Jantung, Kanker hingga Stroke seperti yang diderita Mama saya. ICU adalah ruang penentuan. Ibarat sebuah gedung mahkamah, disini nyawa manusia disidang dan diputuskan apakah keluar dengan sehat ? atau keluar dengan keadaan meninggal dunia. Selama 2 minggu Mama di ICU sudah beberapa pasien lansia yang meninggal dunia. Kami cukup was-was. Berharap Mama kondisinya makin bagus dan bisa dipindah ke Syal.

Alhamdulillah..tepat 2 minggu, Dokter spesialis penyakit dalam RS Pertamina Plaju, Dokter Edy menyatakan kondisi Mama sudah bagus, dan bisa dipindahkan ke syal. Di syal adalah masa-masa pemulihan Mama meski demikian alat bantu seperti kateter, oksigen dan selang NGT untuk  makan masih terpasang karena Mama belum bisa bangun atau duduk, masih tak sadar penuh, tak bisa bicara (Afasia) dan fungsi menelannya terganggu. Tercatat selama di ICU dan di Syal Mama di Fisioterapi fisik oleh seorang terapis yang masih muda. Kaki dan tangan Mama di gerak-gerakkan, agar ototnya tidak kaku dan memendek. Meski sudah dipindah ke Syal, perawatan intensif masih berlanjut. Kami memilih Paviliun VIP Kenanga agar Mama memperoleh perawatan yang terbaik. Seharusnya sebagai istri pensiunan golongan 7, Mama di tempatkan di Kamar Cempaka kelas II. Tapi kami memilih untuk menambah biaya kamar di VIP kenanga sebesar Rp.150.000. Perhitungannya, Ruang Cempaka kelas II khusus pensiunan itu biayanya Rp.200.000 tapi bagi pensiunan Pertamina,di Ruang Cempaka semua gratis tanpa dipungut biaya karena ditanggung oleh perusahaan (Pertamina). Karena biaya VIP kenanga per hari sekitar Rp.350.000, artinya kami hanya menambah Rp.150.000 saja. Sementara Rp.200.000-nya ditanggung perusahaan sesuai dengan harga kamar di ruang Cempaka (khusus pensiunan).

Selama di rawat di Ruang Kenanga No.4, kondisi Mama berangsur membaik. Fungsi pencernaannya sudah baik, dan Mama sering terjaga (melek) daripada tidur dari yang tadinya sering tidur daripada meleknya. Meski beliau agak sulit mengenali kami sebelumnya. Tapi kedekatan selama menjaga 2 minggu kami yakini membuat ingatan Mama dengan kami juga mengalami kemajuan. Dengan penuh telaten adik ipar saya turut memberikan terapis seperti yang dianjarkan ahli terapis. Kami belajar memandikan Mama, membuang kotorannya, Mengganti seprai dan Memberikan makan melalui selang NGT, hingga memiringkan tubuhnya ke kiri dan kanan agar kulit badannya tak terkena luka dekubitus akibat berbaring cukup lama. Kami anak-anak dan menantunya akhirnya menjadi perawat dadakan. Dan bersyukur kami mendapat pengalaman merawat Mama yang InsyaAllah kami ikhlas melakukakannya sebagaimana dulu Mama ikhlas merawat kami ketika kami masih bayi. Kami hanya meminta Ridho dari Allah SWT sembari terus berusaha dan berdoa di samping beliau dan diwaktu-waktu sholat kami. Mendekati 2 minggu perawatan di syal, Dokter Neurolog, Dokter penyakit dalam dan dokter RS Pertamina Plaju memutuskan Mama bisa dibawa pulang dengan perawatan jalan (home care) yang ketat. Tapi kami belum puas, kami khawatir kalau Mama dibawa pulang, kondisinya akan drop lagi. Apalagi jarak pulang ke Lubuklinggau itu sangat jauh. Sementara di Palembang kami tak punya tempat domisili yang terdekat dengan Rumah Sakit Pertamina Plaju plus yang menjaga beliau. Kami putuskan untuk meminta rawatan selanjutnya ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) di Jakarta. Kami ingin agar Mama di MRI, Supaya kami bisa tau apa penyebab Stroke pada Mama, walau selama di Palembang Mama sudah di CT-Scan di Rumah Sakit Charitas mengingat Rumah Sakit Pertamina Plaju belum memiliki fasilitas CT-Scan. Dengan tekad yang bulat, akhirnya kami meminta izin pihak pemasaran supaya mereka bisa memberikan surat rujukan ke RSPP Jakarta. Kami juga melakukan konsul dengan para dokter di RS Pertamina Plaju. Pihak pemasaran bisa merujuk Mama ke RSPP Jakarta dengan rekomendasi dokter yang merawat Mama. Para dokter yang tadinya sedikit khawatir mengingat kondisi Mama yang terbaring untuk dibawa ke tempat yang jauh seperti Jakarta, akhirnya memutuskan menyetujui setelah melihat kebulatan tekad kami. Surat itu akhirnya dikeluarkan oleh pihak pemasaran, semua biaya obat-obatan ditanggung oleh Pertamina ketika proses pemindahan pasien dilakukan, tapi pihak Pertamina tidak menanggung biaya transportasi dan akomodasinya. 

Selanjutnya, Adik ipar saya mengurus biaya transportasi untuk membawa Mama ke Jakarta. Tentunya kami memilih perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang. tadinya kami ingin memilih maskapai penerbangan Garuda Indonesia, tapi atas saran dokter dan perawat yang dulu pernah merujuk pasien ke Jakarta, maka kami tidak jadi menggunakan jasa Garuda dengan pertimbangan cukup rumit prosedur membawa orang yang sakit di pesawat. Kami akhirnya memilih maskapai Sriwjaya Air dengan pertimbangan prosedurnya tak terlalu rumit. Kami hanya diberikan form yang harus diisi oleh dokter dan tanda tangan persetujuan lalu memberikan form yang sudah diisi tadi kepada pihak Sriwijaya Air agar dapat disetujui oleh supervisornya. Setelah disetujui oleh pihak Sriwijaya Air, proses selanjutnya adalah membayar biaya pesawat. Untuk pasien dalam keadaan terbaring maka diharuskan memesan 12 seat (tempat duduk), dengan rincian per 1 seatnya adalah Rp.800.000. Artinya sekitar Rp 9 juta lebih untuk pasien saja. Sementara bagi keluarga yang ikut mengantar dikenakan biaya normal seperti penumpang lainnya. Sama seperti proses pemindahan dari Lubuklinggau ke Palembang, kali ini kami meminta seorang perawat dari RS Pertamina Plaju untuk ikut mengantar hingga ke RSPP Jakarta. Akomodasi perawat ini, baik tiket PP maupun tempat tinggalnya juga ditanggung oleh kami sebagai pihak keluarga pasien. Sriwijaya Air juga menawarkan tabung oksigen bagi Mama selama di perjalanan, per tabungnya Rp.300.000. Kami memilih agar Mama tetap terpasang oksigen. Kami bayar juga uang tabung oksigen tadi. Akhirnya, dengan izin Allah hari Kamis tanggal 27 Maret, pesawat berangkat menuju Cengkareng, Jakarta dari Bandara Sultan mahmud Badaruddin II Palembang. Pesawat berangkat tepat pukul 11.00 siang. Dengan diiringi air mata dan doa serta harapan saya dan adik yang hanya mengantar hingga bandara, menyaksikan pesawat take-off dari ruang khusus pengantar. Ikut mengantar Mama ke Jakarta waktu itu, Kakak perempuan saya yang juga berprofesi dokter beserta suami serta 3 anaknya, adik ipar saya (suami dari adik saya) serta seorang perawat ICU yang menemani, yang kami panggil Mbak Sri.

Mengantar Mama di ruang pengantar Bandara SMB II Palembang

Akhirnya, Mama dan rombongan sampai di Jakarta dengan selamat dan kondisi Mama juga stabil. Selama di RSPP Jakarta Mama ditempatkan di Ruang Bontang, Lantai 3 kamar No. 353. Disamping Mama juga terbaring pasien stroke. Kamar ini merupakan kamar kelas II di RSPP. Di dalamnya terpasang alat2 kesehatan yang sentralistik. Sebuah AC, televisi dan 2 tempat tidur pasien. Sehari setelah Mama sampai di RSPP, keesokan harinya Dokter Neurolog memutuskan agar Mama di MRI. Mama di MRI tepat pukul 7 Malam. Tapi hasil MRI bisa diketahui besoknya. keesokan harinya, hasil MRI diketahui. Mama mengalami infark (sumbatan) yang cukup luas, dan juga menderita sinusitis (infeksi pernafasan bagian atas). Penyebab Stroke Mama kemungkinan adalah kadar Hb (Hemoglobin) yang rendah dalam darah., yang mengakibatkan terjadinya pengentalan darah. Darah yang kental ini akan menyumbat pembuluh darah di otak. Hasil pemeriksaaan jantungnya bagus, begitu pula kadar kolesterolnya juga normal. Kadar Hb Mama cuma 7,8 mg. Padahal untuk lansia seperti Mama kadar yang normal adalah 11-13 mg. Dokter memutuskan agar Mama diberikan transfusi darah supaya Hb beliau bisa mencapai keadaan normal.

(bersambung...)

Senin, 11 Februari 2013

In Memoriam "Kucing Kalahan"

Judulnya mungkin aneh. Kucing kalahan, maksudnya ? ya, ini saya mengalami sendiri, bahwa kucing yang menyerupai fisik atau mendekati bentuk fisik induknya cenderung terlahir lemah atau ada kelainan dalam tubuhnya.

Culun

Culun usia 3 minggu


Culun merupakan salah satu anak kedua dari Pipin. Culun terlahir sehat, sama seperti saudaranya yang lain. Ketidakberesan di tubuh Culun terlihat ketika usianya diatas 1 bulan. Tubuhnya paling lunak jika dipegang oleh saya, ia juga mudah terseda makanan daripada 2 saudaranya yang lain. Sampai suatu saat ia mengalami diare yang cukup berat dengan disertai gangguan di matanya. Mata culun selalu berair. Saya menyiapkan handuk khusus yang saya basahi dengan air hangat untuk membersihkan matanya dari kotoran mata yang mengganggu. Culun berjuang melawan penyakitnya hampir selama 3 minggu. Akhirnya, Pada hari ketiga di awal tahun 2013, Culun menghembuskan nafas terakhirnya di garasi rumah saya. Tempat dimana dia tinggal bersama 2 saudaranya yang lain. Selamat jalan Culun sayang. Betapa sedih saya ketika akhirnya harus kehilanganmu. karena saat itu sangat besar harapan saya engkau bisa sembuh dan bemain-main kembali dengan 2 saudaramu yang lincah. sudah lebih dari 1 bulan aku kehilanganmu. Tapi kini aku sudah jauh lebih ikhlas.

Popo

Popo usia tepat 1 bulan

Popo adalah anak pertama dari Kucing muda yang bernama Cantika. Cantika adalah salah satu anak pertama Pipin. Popo terlahir sehat. Malah paling kuat menyusu jika dibandingkan dengan 2 saudaranya. Tubuh Popo paling chubby dari yang lain. Salah satu ketidakberesan di tubuh Popo adalah, ia sangat mudah tersedak. Baik itu ketika menyusu maupun ketika sedang bermain. Beberapa kali saya perhatikan dia terbatuk-batuk lalu memuntahkan sebagian air susu induknya yang dia konsumsi. Setiap saat juga Cantika rajin menjilati muntahan Popo (salah satu cara induk agar kandangnya tetap bersih). Ini sama persis dengan Culun, anak Pipin. Baru 3 hari yang lalu saya lihat kotorannya sangat cair. Saya tak berani memberi obat apapun karena dia 100% masih menyusu dengan induknya. Daripada saya ambil resiko lebih baik saya biarkan ia melawan penyakitnya sendiri. Siapa tau ia punya pertahanan tubuh yang cukup kuat. Tapi ternyata, kehendak sang pencipta berbeda. Popo diambil kembali tepat pada hari ini, siang hari tadi (11 februari 2013). Saya pikir, biarlah jangan biarkan Popo kesakitan lama seperti yang dirasakan Culun. Betapa singkatnya pertemuan kita sayang. Selamat jalan, semoga kau bahagia didalam naungaNYA.

Kembali ke pengertian kalahan tadi, satu hal yang saya catat adalah dua kali pengalaman saya melihat bayi kucing dibawah usia 2 bulan meninggal karena sakit. Dan persamaannya adalah bentuk fisik keduanya sungguh menyerupai sang induk. Culun memiliki warna bulu yang sama dengan induknya Pipin. Popo juga seperti duplikatnya Cantika, bulunya yang tabby sama dengan induknya. Kini keduanya sudah tiada. Ini masih saya anggap mitos oleh diri saya sendiri. Karena sebenarnya saya masih memelihara 4 anak kucing dari induk yang bernama Cimut. Salah satu anak Cimut juga secara fisik dan warna bulu sama dengan induknya. Saya ingin membuktikan bahwa memang mitos anak kucing yang mirip induknya itu adalah kucing yang lemah fisiknya dan paling rentan terkena penyakit.


Salah satu bayi cimut 



Minggu, 10 Februari 2013

Pengalaman Bersama Kucing-Kucingku

Ira, Kucing Pertama Yang Hadir Mewarnai Hidupku Dan Keluargaku


Ira (Hanya Ilustrasi Kucing Hitam)

Kucing, inilah mahluk yang amat saya sayangi sedari kecil. Saya ingat, ketika keluarga kami masih tinggal di komperta Plaju, Palembang kami punya seekor kucing betina berwarna hitam dan di lehernya terdapat warna putih menyerupai kerah baju. kami beri dia nama Ira. Ira sudah berkali-kali melahirkan. Anak-anaknya yang dilahirkan pasti ada yang sakit dan mati. Itu sudah biasa kami alami. Hingga saya berusia belasan tahun, Ira masih setia tinggal dan hidup bersama kami, meski ayah kami berkali-kali membuangnya. Ira pasti kembali. Hingga suatu saat ditahun 1993, kami merasakan ketidak hadiran Ira di dalam rumah. Kami mencari-cari keberadaannya tapi tak menemui jejak Ira. Setelah saya baca artikel, ternyata kucing yang sudah sakit tua dan akan mati biasanya akan mengasingkan dirinya atau pergi sejauh-jauhnya. Inilah mengapa kita sulit menemukan bangkainya. 

Pipin, Kucing Kedua Yang Hadir Dalam Kehidupanku


Pipin

Pipin

Lama setelah orang tua pensiun dan pindah ke kota lain, kami tak memelihara seekor kucingpun. Ayah saya memang tidak suka kucing karena dia tak suka kotorannya. Entah kenapa, setelah 18 tahun kemudian saya memiliki keinginan kembali untuk memelihara kucing lagi. Kucing bisa menghilangkan stress, itu awal keinginan untuk memiliki hewan peliharaan. Pertama kali bertemu Pipin, saya melihat ada kucing liar muda di teras berjenis tabby. Kucing muda ini sangat pemalu dan sedikit kurus. Dia datang untuk meminta makan, maka saya beri dia makan pada hari itu. Tingkah laku Pipin sangat manis, saya semakin suka. Meski dia malu-malu dan suka bersembunyi dibalik barang-barang rongsokan disebelah rumah, saya mencoba mengambil hatinya dan mendekatinya. Setelah ia mulai jinak, saya putuskan untuk mengadopsinya dan memberinya nama "Pipin". Saya tak tau arti nama yang saya berikan itu, hanya spontan nama itu yang ada di kepala. Pipin juga kucing betina. memang mungkin sudah takdir saya harus memelihara kucing betina. Pipin suka tiduran di kamar, kalau ia lapar dan saya belum memberinya makan, maka Pipin seringkali bersikap manja sambil menggesekkan kepalanya di kaki saya. Terkadang kalo saya masih cuek juga, terpaksa ia menggigit jari kaki saya. Tapi syukurnya tak pernah menimbulkan kecederaan di kaki. sekitar 1 bulan saya mengadopsinya, Pipin mulai birahi dan memanggil jantan untuk minta dikawinkan. Banyak kucing tetangga yang jantan yang akhirnya mengawini Pipin. Pipin akhirnya hamil. 3 bulan kehamilannya terlihat amat sangat berat. Saya yakin mungkin karena ia sebenarnya masih sangat muda untuk kawin. dan di awal Juli 2012 Pipin akhirnya melahirkan 3 bayi betina yang sehat yang saya beri nama : Cantika, Cimut dan Lin Ca.

Cantika, Cimut, Lin Ca. 3 Kucing Tabby Yang Menggemaskan


Pipin & Anak Pertama

Lin Ca, Cantika & Cimut

Anak pertama Pipin, Cantika, Cimut, dan Lin Ca lahir dengan kondisi yang sehat. Pipin sangat bahagia dengan kelahiran ketiga anaknya. Mungkin malah sedikit over protektif. Saya tak bisa mendekati anaknya, karena Pipin pasti akan melarangnya. seiring berjalannya waktu, ketiganya tumbuh sehat, meski Lin Ca sedikit  mengalami gangguan pencernaan (mencret) di usia 2 bulan. Tapi Alhamdulillah ia sembuh dengan sendirinya. hingga ketiganya sekarang berusia 7 bulan. Ketiga Anak pertama Pipin secara fisik memang sangat kuat. 

Si Oranye, Culun, Cemong dan Ci Bu


Pipin & Anak Kedua

Culun Ketika masih sehat

Culun yang rapuh karena sakit

Cemong (atas) & Ci Bu (bawah)

Setelah anak Pertama Pipin berusia 5 bulan, Pipin melahirkan anak kedua. Jumlahnya kali ini 4 ekor. Awalnya jenis kelamin anak kedua saya kurang tau karena saya tak mengeceknya. Sayang, 5 hari setelah Pipin melahirkan anak keduanya, Si Oranye (saya hanya sempat memberi namanya sesuai dengan warnanya yang sebenarnya Red Tabby), cedera diperut dengan usus yang terburai keluar. dia kelihatannya digigit oleh sesuatu yang sangay tajam hingga menembus perutnya. Si Oranye hanya bertahan 3 jam, karena akhirya dia meninggal. Saya berasumsi induknya sendiri yang membunuhnya. Mungkin si Oranye kondisi fisiknya lemah. Saya mendengar dan membaca bahwa Induk kucing akan membunuh anaknya yang lemah dan tak ada harapan hidup. Saya menguburkan si Oranye di bawah batang belimbing di samping rumah. Selanjutnya ketiga anak Pipin hidup dengan sehat. Setelah berusia lebih dari 1 bulan, Culun mengalami diare, yang awalnya saya anggap biasa, tapi lama kelamaan saya melihat tubuhnya semakin kurus, dengan mata yang berair dan kotor dengan  kotoran mata. Saya langsung mengambil inisiatif untuk mengobatinya dengan bantuan petunjuk di internet dan teman FB adik saya yang kebetulan seorang dokter hewan. saya mulai memberi Culun vitamin Lysin untuk kekuatan tubuhnya. 1 minggu setelah diberi sudah mulai memperlihatkan hasil, Culun nafsu makannya kembali dan badannya sudah sedikit berisi. Tapi hanya berlangsung beberapa hari saja, kondisi culun kembali menurun. Saya konsul lagi dan disuruh memberi obat cacing jenis Combantrin dengan dosis yang rendah. Sedikit lumayan walau kondisinya sangat lemah. Saya terus memberi vitamin, dan oralit, hingga suatu malam, saya memberinya oralit yang terakhir kalinya. Saya memilki feeling jika malam itu dia tak lagi bisa bertahan. Dan benar saja pagi ketika saya membuka garasi, Culun sudah terbaring kaku tak bernyawa, Selamat jalan Culun, walau kau cuma hadir kurang 2 bulan dalam kehidupanku, tapi pengalaman memberimu obat dan makan sangat tak bisa kulupakan. Kau seperti anakku sendiri. yang tiap saat ku perhatikan obat dan makananmu. Walau takdir berkata lain. Aku yakin kini kau sudah bermain-main di taman surga para kucing. Kini hanya ada Ci Bu sang jantan dan Cemong si betina yang sekarang berusia 3 bulan.  

Popo, Popi dan Pipo, Ketiga Anak Cantika Yang Manis.


Cantika dewasa

Cantika & 3 Bayinya

Pipo, Popo dan Popi

Popo kena diare, belum tau sebabnya karena Popo masih menyusu, sembuhkan Popo ya Allah..

Setelah usia Cemong dan Ci Bu mencapai 3 bulan. Anak Pipin yang pertama, Cantika melahirkan anak pertamanya di usia 7 bulan. Saya beri nama mereka Popo, Pipo dan Popi. Popo dan Pipo adalah kucing jantan, sementara Popi kucing betina. Ketiganya lahir dalam keadaan sehat. Hingga mencapai usia 1 bulan sekarang. Tapi beberapa hari ini Popo mengalami diare. Dan saya belum berani memberikan makanan apa-apa karena dia masih menyusu dengan induknya. Kondisi Popo masih lemas. Saya hanya akan mencoba memberinya oralit agar dehidrasi yang dialaminya tak semakin parah.Untuk Pipo dan Popi, sejauh ini kondisi keduanya masih sehat. Semoga tak ada sesuatu yang tak diharapkan terjadi kepada keduanya.

Bayi Cimut.


Cimut Dewasa
Anak pertama Cimut

3 Minggu setelah kelahiran bayi Cantika, Cimut saudaranya juga akhirnya melahirkan 4 ekor bayi kucing yang sehat. Sejauh ini belum saya beri nama, dan masih dalam keadaan sehat karena sang Induk Kucing sangat telaten mengurus anaknya. 4 ekor bayi cimut berwana oranye (red tabby), Putih Belang Oranye, Hitam dengan warna putih di hidung dan mulut, serta tabby abu-abu (sewarna dengan induknya). Jenis kelamin anak cimut belum saya cek.

Rabu, 28 Maret 2012

Atas Nama Kebencian



Siapa pun tahu jika kepulauan Nusantara ini merupakan satu rumpun atau satu keluarga besar yang disebut bangsa Malayu/Melayu/Malay. Mereka adalah pewaris kepulauan-kepulauan di wilayah Asia Tenggara dan Oceania. Seharusnya ikatan negara-negara yang ada di wilayah ini tak diragukan lagi kedekatannya. Kolonialisme bangsa barat telah menjauhkan mereka dengan banyak dikotomi, dari mulai Bahasa, Adat-istiadat hingga Agama. Dari Kolonialisme terbentuklah negara-negara Nasionalis yang bernama Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina. Masing-masing memiliki ciri khas kekuatan Nasionalismenya. Persamaan nasib pernah dijajah bangsa barat membuat mereka tumbuh menjadi sedikit Ultranasionalis. Perlawanan, revolusi, pemberontakan, separatisme sudah merupakan bagian dari kehidupan rumpun bangsa-bangsa di wilayah ini. Tak jarang dari hal-hal seperti ini menimbulkan konflik dari yang skalanya kecil hingga skala besar. Perang dingin dihadapi masing-masing negara. Sebagai contoh : perang dingin antara sebagian rakyat Indonesia yang Nasionalis dan rakyat Malaysia yang Nasionalis. Perang dingin ini muncul akibat isu-isu yang timbul bagi kepentingan politik sebagian politikus kedua negara. Misal : isu pencurian Budaya, isu perbatasan, hingga isu penyiksaan pembantu rumah tangga. Di tambah isu-isu ini semakin memanas karena media kedua pihak juga ikut memprovokasi agar perang kedua pihak benar-benar terjadi. 


Kaitannya dengan diri saya adalah saya adalah orang yang sempat dipengaruhi oleh dogma-dogma kaum Nasionalis, hingga akhirnya saya tersadar bahwa Nasionalisme (Ashobiyah) dalam Agama Islam yang saya anut merupakan hal yang tak dibenarkan, seperti bunyi hadist dari Abu Dawud,  "Bukan termasuk golongan kami, Siapa saja yang mengajak kepada Ashobiyah (fanatik golongan, suku, bangsa, kelompok,dan sebagainya, pokoknya selain Islam). Dan bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang berperang atas dasar Ashobiyah. Dan tidak termasuk golongan kami pula, siapa saja yang mati atas dasar Ashobiyah"Saya mulai mencari-cari apa yang diperbolehkan, dan akhirnya saya menemukan bahwa persaudaraan berdasarkan ke-Islaman yang dibenarkan karena ia melewati batas Negara, Bangsa dan Ras. Saya mulai mencari dan menggali hal-hal yang bisa merubah pandangan saya dari Nasionalis buta menjadi pribadi yang lebih tolerir dan bisa menerima perbedaan dengan mempelajari lagi akar budaya (roots), dan sejarah nenek moyang saya. Hingga mendekatkan saya dengan saudara-saudara saya di Malaysia dan bahkan Filipina. Terus terang saya sempat memiliki pengalaman jelek dengan kedua bangsa serumpun ini. Membuat saya bersumpah membenci mereka hingga ke keturunan saya (itu pun kalau di kasih keturunan, hehehe.. ) 


Kebencian Dengan Malaysia


Mengenai Malaysia, kebencian saya berawal dari berita-berita provokasi baik dari media Indonesia maupun media Malaysia sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, didasarkan nasionalisme yang membara saya membenci negara tetangga yang suka merendahkan Indonesia dengan menyiksa tenaga kerja Indonesia di sana. Karena saya beranggapan bahwa penyiksaan pembantu merupakan bentuk penghinaan karena mereka dikirim oleh negara yang berarti menyiksa mereka adalah suatu bentuk penghinaan terhadap suatu negara. Malaysia dengan mudahnya mengklaim wilayah-wilayah Indonesia secara sepihak berdasarkan peta masa lampau yang mereka miliki dalam hal ini masalah ambalat. Sebelumnya kegeraman timbul karena Malaysia akhirnya merebut pulau Sipadan dan Ligitan  dari Indonesia melalui sidang di mahkamah Internasional. Indonesia dikalahkan karena dianggap kurang bisa mengurus dua pulau di wilayah Borneo (dekat Sabah) itu. Padahal wilayah perbatasan Sabah dengan Indonesia dan Filipina (yang juga menggugat Sabah sebagai bagian dari wilayah negeri itu) belum mengeluarkan kata sepakat antara ketiga pihak. Tapi entah bagaimana campur tangan Malaysia di Mahkamah Internasional itu, hingga mereka bisa memenangkan kepemilikan kedua pulau itu. Setelah mereka mendapatkan pulau Sipadan dan Ligitan, maka Malaysia mulai mengubah batas wilayah mereka sendiri dengan mengklaim perairan Ambalat sebagai wilayah mereka tanpa melakukan satu pun kesepakatan dengan pihak Indonesia. Suatu bentuk pelecehan negara boneka Inggris dan penjajah Eropa itu terhadap negara berdaulat yang juga tetangga dan bahkan serumpun itu. Mengenai perebutan klaim Budaya entah mengapa saya tak terlalu merasa terganggu mengingat saya sejak awal sudah mengetahui bahwa berkembangnya sebagian budaya Indonesia di negeri jiran itu karena banyaknya warga keturunan Indonesia yang sudah menjadi warga negara Malaysia dan mereka juga berhak mengembangkan budaya leluhur mereka di Malaysia. Dan yang terakhir adalah provokasi media Malaysia yang dengan mudah saya pantau saat itu melalui televisi satelit (parabola) yang memberitakan keadaan Indonesia yang baru saja selesai menghadapi masa-masa sulit di tahun 1998-2000 sebagai keadaan yang kacau, dan bahkan keadaan yang kacau, miskin dan tak aman itu terus-terus dijadikan bahan pemberitaan sampai sekarang. Hal ini mempengaruhi cara pandang rakyat Malaysia terhadap jirannya tak berubah. Dimana mereka berpandangan jirannya ini negara miskin yang sangat mundur bahkan sampai detik ini ! tak aneh cacian yang keluar dari mulut bigot Nasionalis Malaysia sampai sekarang adalah miskin, mundur, negara gaji (negara penghasil pembantu) dan ucapan-ucapan bernada sombong. Mereka tidak ingat kalau wisatawan Indonesia yang berlibur di negara itu merupakan nomor 2 terbanyak setelah wisatawan Singapura atau sebanyak 2 juta orang tiap tahunnya. Mereka berwisata bukan mau cari kerja ! belum lagi jumlah mahasiswa Indonesia di negara itu makin meningkat dari tahun ke tahun. Itulah kira-kira pandangan kebencian saya pada waktu itu.


Kebencian Dan Pengalaman Buruk Dengan Orang Filipina


Awalnya saya tak pernah punya masalah dengan orang-orang Filipina yang sering disebut Pinoy ini. Semua berawal ketika saya ikut bergabung di situs video yang bernama Youtube. Saya yang saat itu tengah belajar tentang arti persahabatan serumpun, tak sengaja membuka video tentang ASEAN (kira-kira di pertengahan tahun 2008). Kalimat mesra, greetings, dan ramah saya temui. Membuat saya bangga dengan kedekatan masyarakat di wilayah ini. Suatu hari pandangan saya terganggu oleh beberapa orang yang menghina Indonesia secara terang-terangan. Mereka bahkan mengundang para komentator di video ASEAN untuk melihat video-video mereka yang semuanya menghina Indonesia. Saya telusuri para pelakunya ternyata mereka semua adalah para Bigot Filipino ! video-video itu pada saat itu sangat mudah di search di Youtube. Sekarang sudah tak dapat dilihat lagi karena di "flag" atau dilaporkan langsung sebagai konten violation kepada pengelola Youtube. Tapi beberapa pelakunya masih memiliki akun aktif mengingat mereka membuat akun yang banyak dengan nama yang sama, sehingga apabila dilaporkan dan di banned oleh Youtube, mereka masih memiliki akun cadangan yang bisa membuat video-video serupa (di upload ulang). Beberapa diantaranya masih aktif tapi sudah mengurangi dan bahkan tobat atas aktivitas mereka selama ini, mereka siapa saja ? lihat di sini dan di sini. Semua berkat ketabahan orang-orang Indonesia dari serangan mereka dan menunjukkan dengan bukti bukan kata-kata menjatuhkan. Alasan mereka melakukan hal ini tadinya tak saya ketahui, tapi akhirnya saya tahu setelah ada seorang yang mengaku orang Indonesia di Friendster yang menghina Filipina. Kalimat si "Indonesia" ini di screenshoot dan dibuat video di Youtube. Kontan mengundang kemarahan para Bigot Filipino dan ikut-ikutan mencerca Indonesia. Pelaku yang mengaku orang Indonesia itu akhirnya diketahui adalah warga keturunan Tionghoa dari Khun Tien (Pontianak) yang tidak suka apabila wilayah Sabah diklaim oleh Filipina karena negara itu dianggap tak kompeten dan "miskin" jika dibandingkan  dengan Malaysia. Saya tak tau alasan lebih lanjut mengapa si "Cokin" tak suka Filipina memiliki Sabah. Seiring berjalannya waktu, ketegangan akhirnya berkurang. Tapi anehnya ketika saya pertama kali mengenal Facebook di tahun 2009, saya menemukan lagi Filipino yang membenci Indonesia. Sementara saya sendiri tak paham mengapa mereka benci negari saya hingga sampai keubun-ubun kepalanya. Membuat saya berfikir, apakah orang Indonesia pernah menyakiti keluarganya ? memperkosa adiknya ? mengapa ia demikian terganggu ?


Akhirnya saya paham, bahwa kebencian tak akan pernah hilang dari hati manusia, selama manusia itu tak mau memperbaiki hatinya sendiri. Karena inilah mengapa anak Adam selalu menumpahkan darah meski rela membunuh keluarganya sendiri. Saya merasa bersyukur karena saya punya Islam sebagai Agama pegangan. Sehingga amarah yang seperti racun berbisa bisa ditawarkan oleh kalam-kalam Illahi. Semoga damai akan menaungi nusantara di masa yang akan datang dibawah naungan Khilafah seperti janji Allah bahwa dunia akan kembali mengikuti manhaj Nabi..Aamiin Ya Rabbal Alaamiin


Catatan hati, 27 maret 2012



Rabu, 08 Februari 2012

Adakah Burung Kematian ?


Kepercayaan yang aneh (khurafat) seperti ini tak jarang menjamur di berbagai pelosok masyarakat, kepercayaan yang tidak jelas asal usulnya. Ada kisah menarik yang terjadi di masyarakat, tapi sangat berbahaya bagi aqidah seorang muslim. Kita semua mungkin tahu, bahkan pernah mendengar kepercayaan seperti dalam kisah di bawah ini.
Di suatu desa tingga lah seorang kakek tua, sebut saja Pak Tejo namanya. Dia sangat disegani masyarakat karena ilmunya yang luas, ilmu yang dipelajarinya dari buku primbon warisan nenek moyang. Sehingga ia sering dijadikan tempat bertanya oleh masyarakat setempat ketika mau mengadakan hajat apa saja seperti: pesta pernikahan, hari apa yang baik, harus pasang apa dan apa, ketika khitan, mendirikan rumah dan segala macam acara adat lainnya. Pada hari Sabtu saudaranya terkena musibah sakit keras, dia ingin pergi berkunjung menemui saudaranya yang sedang sakit keras tersebut, maka pergilah dia ke tempat saudaranya! Jalan kaki seorang diri, terlihat dari langkah kakinya dia sangat terburu-buru. Mendadak di tengah perjalanan dia menghentikan langkah kakinya karena ada seekor ular melintas di depannya! Spontan dia balik arah untuk pulang lagi, karena menurut kepercayaannya kalau ada seekor ular melintas di depannya menandakan ada bahaya yang sedang mengancam dirinya, entah kecelakaan atau apa saja yang jelas akan terjadi bahaya. Dengan kepercayaan yang dia yakini, maka spontan ia mengurungkan niatnya untuk menjenguk saudaranya yang sedang sakit keras saat itu. Bahkan tidak akan pergi ke manapun di hari itu walaupun untuk suatu hal yang sangat penting.
Lain halnya yang terjadi pada Pak Tukino (bukan nama sebenarnya), yang tinggal di desa Kalirejo, sebutlah begitu. Di malam Jum’at kebetulan dia sedang tugas ronda di pos kamling bersama teman ronda malamnya, Marna panggilannya. Di tengah malam kira-kira pukul 01.00 WIB dia mendengar suara burung hantu di atas rumahnya. Serentak merindinglah bulu kuduknya, karena baginya itu adalah pertanda akan ada kematian pada orang sekitar atau orang yang dicintainya, maka mulailah dia gelisah, sedih dan murung karena takut dirinya akan mati malam itu, atau salah satu dari keluarganya. Sudah menjadi kepercayaan baginya, juga kebanyakan masyarakat sekitar bahwa burung hantu adalah burung kematian, ia akan membawa kabar buruk bagi siapa saja yang ditemuinya. Maka orang-orang sangat membenci burung tersebut.
Sebenarnya banyak lagi kisah yang hampir mirip dengan kisah di atas. Ada hal yang sangat penting bahkan urgen sekali bagi seorang muslim un-tuk mengetahui dan bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut, karena hal di atas kita sadari atau tidak akan meracuni dan merusak aqidah kaum muslimin. Ada pertanyaan dari kisah di atas:
  1. Apakah benar ular tanda kesialan?
  2. Apakah benar suara burung han-tu tanda kematian?
Sikap Islam dalam masalah tersebut
Marilah sejenak berfikir dan merenung untuk mendapat jawaban yang tepat dari pertanyaan di atas.
Allah  berfirman: “Para rasul itu berkata: “Kemalangan kalian adalah karena kaliansendiri. Apakah jika kalian diberi peringatan (lalu kalian bernasib malang)? Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampui batas”. (QS. Yasin: 19).
Firman Allah : “Ketahuilah, Sesungguhnya kesial-an mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mere-ka tidak mengetahui”. (QS. Al-A’raf: 131)
Abu Hurairah  menuturkan bahwa Rasulullah  bersabda:
لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ (رواه البخرى و مسلم)، وَزَادَ مُسْلِمْ (وَلاَ نَوْءَ وَلاَ غُوْلَ)
Tidak ada ‘adwa, thiyarah, hamah, dan Shafar”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan dalam riwayat Muslim ditambahkan: …”dan tidak ada nau’ serta ghul”.
‘Adwaa : adalah penjangkitan atau penularan penyakit. Maksud sabda Nabi di sini adalah untuk menolak anggapan mereka ketika masih di zaman jahiliyah, bahwa penyakit berjangkit, atau menular dengan sendirinya, tanpa kehendak dan takdir Allah . Anggapan inilah yang ditolak oleh Rasulullah , bukan keberadaan penjangkitan atau penularannya; sebab dalam riwayat lain, setelah hadits ini, disebutkan:
وَفِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الْأَسَدِ
“Dan menjauhlah dari orang yang terkena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa”. (HR. Bukhari).
Ini menunjukkan bahwa, penjangkitan atau penularan penyakit dengan sendirinya tidak ada, tetapi semuanya atas kehendak dan takdir Allah , namun sebagai orang muslim, di samping beriman kepada takdir tersebut haruslah berusaha melakukan tindakan preventif sebebum terjadi penularan sebagaimana dia menjauh dari terkaman singa. Inilah hakekat iman kepada takdir Allah .
Thiyarah artinya percaya akan ditimpa kesialan karena melihat burung gagak, ular, atau apa saja yang dianggap bisa membawa kesialan pada diri mereka.
Haamah artinya burung hantu. Orang-orang jahiliyah merasa bernasib sial dengan melihat burung hantu, apabila ada burung hantu yang hinggap di atas rumah salah seorang di antara mereka, dia merasa bahwa burung hantu ini membawa berita kematian tentang dirinya sendiri, atau salah satu anggota keluarganya. Dan maksud sabda beliau adalah untuk menolak anggapan yang tidak benar ini. Bagi seorang muslim, anggapan seperti ini harus tidak ada, semua ada-lah dari Allah   dan sudah ditentukan oleh-Nya.
Shafar: yakni bulan kedua dalam tahun hijriyah, yaitu bulan sesudah Muharram. Orang-orang jahiliyah beranggapan, bahwa bulan ini, membawa kesialan. Hal ini ditolak oleh Rasulullah . Dan termasuk dalam anggapan seperti ini: merasa bahwa hari Rabu mendatangkan kesialan, hari sabtu membawa petaka. Hal ini termasuk thiyarah yang sangat dilarang oleh Islam.
Nau’ artinya bintang, arti asalnya adalah: tenggelam atau terbitnya suatu bintang. Orang-orang jahiliyah menisbatkan turunnya hujan kepada bintang ini, atau bintang itu. maka Islam datang untuk mengikis anggapan seperti ini, bahwa tidak ada hujan turun karena suatu bintang tertentu, tetapi semua itu adalah ketentuan dari Allah .
Ghul artinya hantu (genderuwo). Mereka beranggapan bahwa hantu ini dengan perubahan bentuk maupun warnanya dapat menyesatkan seseorang dan mencelakakannya. Sedang maksud sabda Nabi  di sini bukanlah tidak mengakui keberadaan makhluk tersebut, tetapi menolak anggapan mereka yang keliru yang akibatnya membuat mereka takut kepada selain Allah  serta tidak bertawakal kepada-Nya. Inilah yang ditolak oleh beliau . Untuk itu dalam hadits yang lain beliau bersabda:
“Apa bila hantu beraksi menakut-nakuti kamu, maka serukanlah adzan.” (HR. Ahmad).
Artinya, tolaklah kejahatan itu dengan berdzikir dan menyebut nama Allah .
Dari Anas bin Malik , ia berkata: telah bersabda Rasulullah :
لاَعَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ وَيُعْجِبُنِيْ الْفَأْلُ قَالُوْا: وَمَا الْفَأْلُ؟ قَالَ: الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ
Tidak ada ‘adwa dan thiyarah, tetapi yang ada fa’l, ia menyenangkan diriku,” para sahabat bertanya: apakah fa’l itu? Beliau menjawab: yaitu kalimah tayibah (kata-kata yang baik)”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Daud meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari ‘Uqbah bin ‘Amir , ia berkata: “Thiyarah disebut-sebut di hadapan Rasulullah  maka beliaupun bersabda: “Yang paling baik adalah Fa’l. Thiyarah tidak boleh mengurungkan seorang muslim dari niatnya. Apabila salah seorang di antara kamu melihat sesuatu yang tidak diinginkan maka hendaknya ia berdoa:
اَللَّهُمَّ لاَيَأْتِيْ بِالْحَسَنَاتِ إِلاَّ أَنْتَ، وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّأَتِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ
Ya Allah, tiada yang dapat mendatangkan kebaikan Engkau; tiada yang dapat menolak keburukan selain Engkau; dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Mu”. (HR. Abu Daud).
Abu Daud meriwayatkan pula da-lam hadits marfu’ dari Ibnu Mas’ud  bahwa Rasulullah  bersabda:
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكَّلِ
Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik, dan tiada seorang pun di antara kita kecuali terdapat dalam hatinya sesuatu dari hal ini), hanya saja Allah  menghilangkannya dengan tawakal kepada-Nya”. (HR. Abu Daud).
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Tirmidzi dengan dinyatakan sahih dan kalimat tersebut dijadikan sebagai ucapan dari Ibnu Mas’ud .
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu ‘Amr , bahwa Nabi  bersabda: “Barangsiapa yang me-ngurungkan hajatnya (kepentingan-nya) karena thiyarah, maka dia te-lah berbuat syirik.” Para shahabat bertanya: “Lalu apakah sebagai te-busannya? Beliau menjawab: “Hen-daknya dia mengu-capkan: “Ya Allah tiada kebaikan kecuali kebaikan dari-Mu, tiada kesialan kecuali kesialan dari-Mu, dan tiada sembahan yang haq selain Engkau”. (HR. Ahmad).
Imam Ahmad meriwayatkan pula dari al-Fadhl bin al-‘Abbas
“Sesungguhnya thiyarah itu ialah yang menjadikan kamu terus melangsungkan atau mengurungkan niat (dari keperluanmu)”. (HR. Ahmad).
Tiada kesialan dikarenakan ular yang melintas di depan orang, tiada kematian disebabkan oleh burung hantu, karena semua itu Allah  yang mengaturnya. Kesialan, petaka, dan kematian adalah kehendak Allah  bukan karena yang lainnya. Adanya burung di atas rumah atau kupu-kupu yang masuk ke rumah menandakan bakal kedatangan tamu, mata kanan berkedip-kedip menandakan ada orang membicarakan tentang kebaikannya, atau bisa sebaliknya, dan banyak lagi kepercayaan takhayyul yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Ini semua adalah khurafat atau kepercayaan yang tidak memiliki sandaran dari agama. Seorang muslim hendaknya tidak mempercayai sesuatu kecuali jika ada landasannya dari agama.
Jiwa seorang muslim harus merdeka, tidak boleh takut atau gentar dengan kepercayaan-kepercayaan seperti di atas. Tidak boleh terhalang dari melaksanakan niatnya hanya karena burung atau yang lainnya. Dia harus bertawakkal (bersandar) kepada Allah semata. Tidak ada yang dapat memberikan manfaat selain Allah, dan tidak ada yang dapat memberikan mudharat (bahaya) selain Allah. Dengan keyakinan semacam ini seorang muslim akan memiliki jiwa yang kuat, pemberani, merdeka, dan tidak takut atau bergantung kecuali kepada Allah semata. Inilah salah satu manfaat tauhid yang bersih dan lurus.
Sumber : Majalah UMMATie edisi 01/th.1 Rajab 1428/Agustus 2007

Selasa, 31 Januari 2012

Tanda - Tanda Kematian Dalam Islam



1. 100 hari : Seluruh badan rasa bergegar.
2. 60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.
3. 40 hari : Daun dengan nama orang yang akan mati di arash akan jatuh dan malaikat maut pun datang kepada orang dengan nama tersebut lalu mendampinginya sehingga saat kematiannya. Kadang-kadang orang yang akan mati itu akan merasa atau nampak kehadiran malaikat maut tersebut dan akan sering kelihatan.
4. 7 hari : Mengidam makanan.
5. 5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.
6. 3 hari : Bahagian tengah di dahi bergerak-gerak.
7. 2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.
8. 1 hari : Terasa bahagian ubun bergerak-gerak di antara waktu subuh dan ashar.
9. Saat akhir : Terasa sejuk dari bagian pusat hingga ke tulang solbi (di bagian belakang badan) 


Bila Malaikat Mencabut Nyawa


Baginda Rasullullah S.A.W bersabda :
“Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”
Sambung Rasullullah S.A.W. lagi:
“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di surga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini adalahkarena sangat rindunya pada surga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril A.S.”
Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibril A.S. akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah karena terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalny
a



Sumber : https://www.facebook.com/pages/Sakaratul-Maut

Keadaan Ruh Setelah Mati



Seperti apakah sebenarnya kondisi ruh kita nanti? Jawabannya adalah Wallahu a’lam. Namun demikian, Allah SWT memberikan sedikit gambaran dan penjelasan melalui Hadis-hadis Rasulullah SAW.

Berkaitan dengan ruh ini Allah SWT berfirman:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah wahai Muhammad, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku. Kalian tidak diberikan pengetahuan tentang hal itu kecuali sedikit.”

Jelas sekali arti ayat ini, bahwa Allah SWT hanya memberitahukan ilmu sedikit saja tentang hal-hal yang berkaitan dengan ruh ini.

Rasulullah SAW menerangankan berkaitan dengan ruh:

1. “Allah menjadikan ruh mereka dalam bentuk seperti burung berwarna kehijauan. Mereka mendatangi sungai-sungai surga, makan dari buah-buahannya, dan tinggal di dalam kindil (lampu) dari emas di bawah naungan ‘Arasyi.” (Hadis Shahih riwayat Ahmad, Abu Daud dan Hakim)


2. “Tidak seorang pun melewati kuburan saudaranya yang mukmin yang dia kenal selama hidup di dunia, lalu orang yang lewat itu mengucapkan salam untuknya, kecuali dia mengetahuinya dan menjawab salamnya itu.” (Hadis Shahih riwayat Ibnu Abdul Bar dari Ibnu Abbas di dalam kitab Al-Istidzkar dan At-Tamhid)

3. Orang yang telah meninggal dunia saling kunjung-mengunjungi antara yang satu dengan yang lainnya. Nabi Saw bersabda:

“Ummu Hani bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah kita akan saling mengunjungi jika kita telah mati, dan saling melihat satu dengan yang lainnya wahai Rarulullah SAW? Rasulullah SAW menjawab, “Ruh akan menjadi seperti burung yang terbang, bergelantungan di sebuah pohon, sampai jika datang hari kiamat, setiap roh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing.” (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad baik).

4. Orang yang telah meninggal dunia merasa senang kepada orang yang menziarahinya, dan merasa sedih kepada orang yang tidak menziarahinya. Nabi SAW bersabda:

“Tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu.” (HR. Ibnu Abu Dunya dari Aisyah dalam kitab Al-Qubûr).

5. Orang yang telah meninggal dunia mengetahui keadaan dan perbuatan orang yang masih hidup, bahkan mereka merasakan sedih atas perbuatan dosa orang yang masih hidup dari kalangan keluarganya dan merasa gembira atas amal shaleh mereka. Nabi SAW bersabda:

a. “Sesungguhnya perbuatan kalian diperlihatkan kepada karib-kerabat dan keluarga kalian yang telah meninggal dunia. Jika perbuatan kalian baik, maka mereka mendapatkan kabar gembira, namun jika selain daripada itu, maka mereka berkata: “Ya Allah, janganlah engkau matikan mereka sampai Engkau memberikan hidayah kepada mereka seperti engkau memberikan hidayah kepada kami.” (HR. Ahmad dalam musnadnya).

b. “Seluruh amal perbuatan dilaporkan kepada Allah SWT pada hari Senin dan Kamis, dan diperlihatkan kepada para orangtua pada hari Jum’at. Mereka merasa gembira dengan perbuatan baik orang-orang yang masih hidup, wajah mereka menjadi tambah bersinar terang. Maka bertakwalah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyakiti orang-orang kalian yang telah meninggal dunia.” (HR. Tirmidzi dalam kitab Nawâdirul Ushûl).

6. Orang-orang beriman hidup di dalam surga bersama anak-cucu dan keturunan mereka yang shaleh.

“Dan orang-orang beriman yang anak-cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak-cucu mereka. Kami tidak mengurangi dari pahala amal mereka sedikitpun. Setiap orang terkait dengan apa yang telah dia kerjakan.” (At-Thur: 21)

Hadis tentang mayit mengetahui dan menjawab salam orang yang menziarahinya tidak berarti bahwa ruh ada di dalam liang kubur di dalam tanah. Bukan seperti itu, melainkan bahwa ruh punya keterkaitan khusus dengan jasadnya. Di mana jika ada yang mengucapkan salam untuknya, dia akan menjawabnya.

Ruh berada di suatu alam yang bernama alam Barzakh di suatu tempat yang bernama Ar-Rafîqul `A’lâ. Alam ini tidak sama dengan dunia kita, bahkan jauh berbeda. Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui lika-liku dan detail-detailnya.

"Dan di hadapan mereka (ahli kubur) ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan ".( Al-Mu'minun: 100)

Dari dalil-dalil tadi juga bisa di simpulkan, bahwa tempat para arwah berbeda-beda dan bertingkat-tingkat derajatnya sesuai amal shaleh mereka.

SEBUAH KISAH

al-Fadhel bin Muaffaq disaat ayahnya meninggal dunia, sangat sedih sekali dan menyesalkan kematiannya. Setelah dikubur, ia selalu menziarahinya hampir setiap hari. Kemudian setelah itu mulai berkurang dan malas karena kesibukannya.

Pada suatu hari dia teringat kepada ayahnya dan segera menziarahinya. Disaat ia duduk disisi kuburan ayahnya, ia tertidur dan melihat seolah olah ayahnya bangun kembali dari kuburan dengan kafannya. Ia menangis disaat melihatnya.

Ayahnya berkata : “wahai anakku kenapa kamu lalai tidak menziarahiku?

Al-Fadhel berkata : “ Apakah kamu mengetahui kedatanganku? ”

Ayahnya pun menjawab : “ Kamu pernah datang setelah aku dikubur dan aku mendapatkan ketenangan dan sangat gembira dengan kedatanganmu begitu pula teman-temanku yang di sekitarku sangat gembira dengan kedatanganmu dan mendapatkan rahmah dengan doa-doamu”.
Mulai saat itu ia tidak pernah lepas lagi untuk menziarahi ayahnya .

Rasulullah saw bersabda : "Aku dulu melarang kamu berziarah kubur. Sekarang, aku anjurkan melakukannya, agar KALIAN INGAT MATI". (HR. Abu Daud)

Lalu apa yg terjadi sekarang, justru orang berziarah karena bukan untuk INGAT MATI tapi TAKUT HIDUP, yaitu dengan cara meminta-minta kepada ahli kubur agar dimudahkan rejeki , jodoh, diselesaikan masalah, dll. apa yang dilakukan ini termasuk musyrik/syirik.

Ingat, berziarah bukan satu-satunya cara bagi kita untuk MENGINGAT MATI, karena banyak cara yang Rasulullah ajarkan kepada kita. Misalnya, kita melakukan sholat, shaum, berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orangtua, komitmen dan amanah dalam pekerjaan dst, sesungguhnya hal-hal tsb merupakan kesadaran diri, bahwa kita INGAT MATI dan itulah yang harus kita lakukan saat masih hidup.

ADAB BERZIARAH


1. Mengucapkan Salam.
“Assalamu’alaikum ahladdiyar minal mukminin wal muslimin wa innaa insyaa Allahu bikum lahikuuna nasalullaha walakumul ‘afiyat” (HR. Ahmad dan Muslim)

2. Berjalan pelan, berpakaian sopan dan tidak gaduh atau berisik apalagi tertawa-tawa.

3. Berdoa untuk keselamatan ahli kubur, bisa juga membaca doa dari bacaan shalat jenazah.

4. Dilarang melangkahi kubur, menginjak kubur, berdiri diatas kubur atau duduk diatas kubur.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menginjak bara api atau pedang itu lebih aku sukai daripada menginjak kubur seorang muslim.” (HR. Muslim dan HR. Ibnu Majah)

5. Dilarang berdialog / ngobrol dengan ahli kubur.

Berziarah merupakan suatu hikmah dari Allah dan sunah Rasulullah yang baik, terpuji dan patut dingat maknanya se dalam-dalamnya agar bisa mengingatkan diri kita bahwa hidup ini akan berakhir dengan kematian dan kematian itu bukanlah akhir dari perjalanan hidup seseorang melainkan awal dari segalanya. 



Sumber: Moslem Power 

Rabu, 28 Desember 2011

Gejolak Di Dalam Hati Masyarakat Swarnadwipa (Sumatra)



KITA BUKAN BANGSA DENGAN BUDAYA YANG SAMA

Saya percaya, faktor utama yang membentuk berdirinya Republik Indonesia,17 Agustus 1945 yang lalu, bukanlah kesamaan budaya, bahasa, maupun agama. Kalaulah memang budaya dan bahasa yang menjadi landasan utama,tentu saja Sumatera atau mungkin Kalimantan akan bergabung dengan Malaysia atau Singapura, bukan dengan Indonesia. Papua seharusnya bergabung dengan PNG (Papua New Guinea). Sebagai perbandingan, budaya dan bahasa negara-negara di Eropa pada dasarnya tidak banyak berbeda. Budaya serta bahasa Belgia dan Belanda atau Jerman dan Austria, misalnya, barangkali lebih memiliki kemiripan dibandingkan dengan budaya serta bahasa Melayu dan Jawa. Agama juga bukanlah faktor yang menginspirasi terbentuknya Republik Indonesia. Jika ternyata Islam adalah dipeluk oleh hampir 90% penduduk Indonesia, hanya menjadi faktor yang selanjutnya dimanfaatkan saja (secara positif maupun negatif).

Lalu, apa sebetulnya yang melandasi terbentuknya Republik Indonesia? Belanda! Belanda-lah yang membentuk Republik Indonesia, yang menyatukan Indonesia sekarang dalam satu kesatuan administratif. Dan yang lebih
penting, Belandalah yang membentuk rasa kebersatuan diantara tokoh-tokoh Indonesia pada saat itu, dengan melakukan penindasan dan pemerasan terhadap segenap rakyat Indonesia. Jadi, KESAMAAN NASIB (buruk) lah yang menjadi faktor utama memicu rasa perjuangan bersama tersebut, disamping - ternyata - rakyat Indonesia memiliki kemiripan budaya dalam tingkatan- tingkatan tertentu.

KETIDAKADILAN DAN KETERTINDASAN PENYEBAB SEPARATISME

Sejak tegaknya RI, memang tidak pernah berhenti dari berbagai permasalahan yang terus menghimpit, termasuk persoalan 'separatisme': keinginan untuk memisahkan diri dari RI. Gejala pemisahan diri sedikit mereda pada era orde baru, karena tekanan yang sangat represif dari pemerintah yang dikuasai militer, serta pembentukan opini dan pembodohan informasi melalui kontrol yang sangat ketat pada semua lini informasi. Namun, beberapa daerah terus bergolak, terutama Aceh dan Timor-Timur, yang berujung dengan merdekanya Timor Timur begitu pemerintahan orde
baru berakhir.

Apa yang melandasi pemisahan daerah-daerah di Indonesia? Secara sederhana hanya ada 2 hal : KETIDAKADILAN dan KETERTINDASAN. Pemimpin-pemimpin negeri ini memang pandir tolol karena telah MERUSAK LANDASAN UTAMA TERBENTUKNYA NEGARA INI! Apa itu? Kesamaan Nasib! Pemimpin-pemimpin negara ini, karena kerakusannya, kesewenang-wenangannya, serta rasa primordialisme picik (yang tidak pernah diakui!) telah memperlakukan rakyat-rakyat di seluruh negeri ini secara tidak adil! Dan tidak itu, saja mereka juga melakukan penindasan-penindasan! Tingkah laku- yang berjalan HAMPIR SEPANJANG REPUBLIK INI BERDIRI nampaknya tidak dapat ditolerir lagi!

Kerakusan dan ketamakan pemimpin-pemimin Indonesia, secara umum telah memperlakukan KETIDAK ADILAN terhadap SELURUH penduduk Indonesia. Namun perilaku PRIMORDIALISME pemimpin-pemimpin yang didominasi oleh ETNIS JAWA, tidak bisa dipungkiri telah menempatkan daerah-daerah luar Jawa sebagai OBJEK PEMERASAN! Ketidakadilan yang menimpa luar Jawa tidak hanya karena unsur ketamakan tetapi juga perilaku pemimpin dari etnis Jawa yang primordialis, yang memeras sumber daya luar Jawa untuk kepentingan Jawa, dengan dalih KEADILAN BAGI SEGENAP RAKYAT DAN WILAYAH INDONESIA. Sementara pemimpin-pemimpin luar Jawa, yang bercokol tidak bisa berbuat banyak, karena :

* TAKUT !
* Ikut MENIKMATI KEKUASAAN,
* terbodohi oleh dalih keadilan bagi segenap rakyat dan wilayah Indonesia.

Bagaimana ceritanya Sumatera yang dulu lebih maju secara ekonomis dari Jawa sekarang bisa tertinggal? Bagaimana ceritanya kualitas sumber daya manusia Sumatera, yang dari Jaman pra Belanda hingga zaman pergerakan di atas kualitas manusia Jawa - setidak-tidaknya dari tingkat pendidikan, sekarang bisa tertinggal? Apakah benar karena orang-orang Jawa lebih cerdas? Dan Bangsa Sumatera lebih bodoh? Tidakkah kita perhatikan bahwa sebagian besar tokoh perintis di bidang politik, sastra, budaya, agama, jurnalistik pada jaman pergerakan baik secara absolut -- apalagi secara persentase -- berasal dari Pulau Sumatra?

Masih ingat dari mana Muhammad Hatta, proklamator RI, berasal? Sutan Sjahrir, Muhammad Yamin, H Agus Salim, M Natsir, Buya Hamka, Tan Malaka, Burhanudin Harahap, Tengku Moh. Hasan, Idrus, Chairil Anwar, Djamaludin Adinegoro, Sutan Takdir Alisjhabana, Usmar Ismail, dan banyak lagi. Hampir semua tokoh perintis RI berasal dari SUMATRA! Sekarang dimana posisi kita Bangsa Sumatra? Di emperan jalan berdagang kaki lima? Di jembatan penyeberangan? Di metro-metro mini berteriak sampai suaramu parau?

Lalu apa penyebab semua ini? KETIDAKADILAN dan PRIMORDIALISME terselubung, yang tidak pernah diakui! Secara mencolok ratusan, ribuan, bahkan jutaan pegawai pemerintahan dan militer, di seluruh pelosok luar Jawa, adalah etnis Jawa. Ceklah kantor-kantor di propinsi anda masing-masing, pejabat militer, kepolisian di daerah anda. Alasan asimilasi dan pembauran antar etnis dimanfaatkan oleh PRIMORDIALISME TERSELUBUNG!(disadari atau tidak, diakui atau tidak !) Tidakkah sering anda dengar, karena putra daerah belum siap, maka gubernurnya 'didatangkan' dari Jawa, penghinaan luar biasa! Sejak kapan orang luar Jawa sebodoh itu? Tidak mampu memimpin bangsanya sendiri? Sejak Republik Indonesia ditangan mereka! Kalaulah kita orang luar Jawa, Orang Sumatra bodoh, kenapa tidak mereka ajari jadi pintar, karena kita bersaudara? Toh kita punya duit banyak untuk belajar, karena sumber daya alam yang kaya. Tapi kenyataannya, Jawa dibangun lebih, Sumatra diperas banyak; Etnis Jawa diberi kekuasaan dan kesempatan, dengan dalih kebodohan mamusia-manusia luar Jawa.

PENJAJAHAN BUDAYA SANGAT MENYAKITKAN HATI

Tak bisa dipungkiri memang, selain kesamaan nasib, ada satu budaya yang dapat menjembatani keberagaman budaya nusantara. Setidak-tidaknya oleh bahasa. Jauh sebelum RI ada, bahasa melayu telah dipakai dan diakui sebagai bahasa pengantar Nusantara. Jadi, adalah tidak benar, bahwa dijadikannya bahasa melayu sebagai dasar bahasa nasional adalah karena KEBESARAN JIWA pemimpin-pemimpin etnis jawa sebagai etnis mayoritas. Seperti yang sekarang sering diselipkan dalam pelajaran sekolah. Tidak! Bahasa Melayu menjadi dasar bahasa nasional adalah oleh karena KENYATAAN yang ada, bahwa bahasa inilah yang telah diakui, dipakai, dan diterima oleh seluruh penduduk Nusantara, termasuk oleh penduduk Jawa.

Sejarah mencatat, bahwa arogansi Jawa dalam budaya telah diterjemahkan dalam berbagai macam sector. Antara lain adalah bahasa, terdapat unsur kesengajaan serta penggunaan bahasa Jawa yang berlebihan oleh pejabat-pejabat pemerintahan, yang berujung pada jawanisasi dari bahasa Indonesia. Lihatlah pejabat-pejabat dari etnis Jawa seenaknya berkomunikasi-publik menggunakan bahasa dan ungkapan Jawa. Silahkan anda cek Kamus Besar Bahasa Indonesia, berapa persen kosa kata baru yang berasal dari Bahasa Jawa? Pemerkosaan budaya melalui bahasa, hanya salah satu contoh dari pemerkosaan budaya etnis-etnis lain oleh arogansi dan kepicikan pemimpin-pemimpin etnis Jawa. Budaya merupakan cara hidup suatu komunitas, intervensi terhadap budaya merupakan penjajahan yang paling menyentuh harkat dasar kemanusiaan suatu komunitas.

Kini saatnya, KETIDAKADILAN DAN PEMERASAN POLITIK, BUDAYA DAN EKONOMI ITU DIHENTIKAN!

Atau... SUMATERA MERDEKA!!! 


* Seperti yang ditulis oleh "Cucu Bung Hatta" di Forum Topix dan Inspirasi dari buku "Mengapa Sumatera Menggugat"